Glaukoma merupakan salah satu kondisi yang paling mengancam kesehatan mata di seluruh dunia. Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Widya Artini Wiyogo, Sp.M(K), menekankan bahwa deteksi dini glaukoma sangat penting untuk mencegah kebutaan permanen. Dalam sebuah diskusi kesehatan mata di Jakarta Eye Center (JEC), Prof. Widya menyatakan bahwa pasien yang terkena glaukoma akut hanya memiliki waktu 2×24 jam untuk menurunkan tekanan bola mata guna mencegah kerusakan permanen pada penglihatan.
Deteksi Dini Glaukoma, Apa Itu Glaukoma?
Glaukoma adalah kondisi neuropati optik progresif yang di sebabkan oleh peningkatan tekanan Prediksi Syair di dalam bola mata. Tekanan yang tinggi ini dapat merusak saraf optik, yang bertanggung jawab untuk mengirimkan sinyal visual dari mata ke otak. Kerusakan pada saraf optik ini dapat menyebabkan penurunan fungsi penglihatan dan bahkan kebutaan permanen. Menurut Prof. Widya, tekanan intraokular yang normal biasanya berada di bawah 21 mmHg, namun pada pasien glaukoma, tekanan ini bisa jauh lebih tinggi.
Mengapa Deteksi Dini Glaukoma Penting?
Deteksi dini glaukoma sangat penting karena kondisi ini seringkali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal pada Prediksi Togel Akurat. Akibatnya, banyak pasien yang baru menyadari mereka terkena glaukoma setelah kerusakan signifikan telah terjadi. Statistik menunjukkan bahwa glaukoma adalah penyebab kebutaan tertinggi kedua setelah katarak. Berbeda dengan katarak yang dapat di operasi dan di pulihkan, kerusakan akibat glaukoma bersifat permanen dan tidak bisa di rehabilitasi. Inilah mengapa deteksi dini dan penanganan cepat sangat krusial.
Imbauan Prof. Dr. dr. Widya Artini Wiyogo, Sp.M(K)
Prof. Widya mengimbau agar masyarakat melakukan skrining dini glaukoma secara berkala. Beliau menekankan bahwa penanganan cepat dalam 2×24 jam setelah serangan akut dapat mencegah kelainan penglihatan permanen. Oleh karena itu, masyarakat perlu meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan terhadap risiko glaukoma, terutama bagi mereka yang berusia di atas 40 tahun atau memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ini.
Teknologi Diagnostik: Tomografi Koherensi Optik (OCT)
Pada Putri Togel Jitu diagnosa glaukoma kini semakin akurat dengan teknologi tomografi koherensi optik (OCT). OCT adalah teknologi pencitraan yang menggunakan interferometri koherensi rendah untuk mendapatkan gambar penampang lapangan pandang. Alat ini mampu mendeteksi perubahan kecil pada struktur mata, sehingga mempermudah deteksi dini glaukoma. Jakarta Eye Center (JEC) telah di lengkapi dengan alat OCT ini untuk membantu masyarakat dalam pemeriksaan mata secara menyeluruh.
Pekan Glaukoma Sedunia 2024
Setiap tahun, Pekan Glaukoma Sedunia di peringati pada minggu kedua bulan Maret. Tujuan dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat serta pemangku kepentingan di bidang kesehatan tentang pentingnya upaya preventif, kuratif, hingga rehabilitatif penyakit glaukoma. Tema Pekan Glaukoma Sedunia 2024 adalah “Uniting for a Glaucoma-Free World” atau “Bersatu untuk Dunia Bebas Glaukoma”. JEC Group akan menyelenggarakan berbagai kegiatan sosialisasi dengan tema “Gerakan Sadar Glaukoma: Guna Menyelamatkan Kualitas Hidup Kita”.
Mencegah Kebutaan Akibat Glaukoma: Tindakan yang Harus Dilakukan
Untuk mencegah kebutaan akibat glaukoma, Prof. Widya menyarankan beberapa tindakan penting yang di lakuan oleh Rajanya Jepe. Pertama, lakukan pemeriksaan mata secara rutin, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi. Kedua, manfaatkan teknologi diagnostik seperti OCT yang tersedia di pusat kesehatan mata. Ketiga, tingkatkan pengetahuan dan kewaspadaan terhadap gejala glaukoma.
Dengan deteksi dini dan penanganan yang tepat, dampak fatal glaukoma dapat di cegah. Mari kita jaga kesehatan mata kita dan lakukan skrining rutin untuk masa depan penglihatan yang lebih baik.